Obrolan Dewasa

Stephania Shakila
1 min readDec 1, 2023

--

Aku telah menyelesaikan empat pekerjaan dalam kurun waktu 24 jam, sambil memerah air susu yang mengeras layak hatimu. Malam ini debu berserakan di atas perutku, angin menyembur rindu pada kulit kulitku hingga ubun ubunku dingin seperti matamu. Sudah seharusnya aku diberi hadiah. Sekuntum mawar hitam atau upah satu miliar. Tapi aku lebih memilih sebuah pelukan, atau lembut bibir yang menghangatkan keningku hingga pukul empat pagi.

“Kau tau apa yang paling menakutkan dari menjadi dewasa?”

“Punya anak dan tak bersuami barangkali”

“Jangan songong. Ada yang lebih brutal: menempuh jarak antar dua pasang lengan dan mengejar sepasang bola mata yang menolak berpapasan.”

“Apa yang menakutkan dari itu?”

“Pertanyaanmu barusan.”

— — — —

Layla, got me on my knees

Layla, I’m begging, darling, please Layla

Darling won’t you ease my worried mind?

— — — —

Terang datang sebentar lagi. Obrolan ini semakin membosankan seperti aku dan aku lagi. Namun Eric Clapton masih terus mengulang lirik yang sama. Biar aku rapatkan katup mataku sebentar, sebelum antrian menuju harapan ke 328.

--

--